Sunday, April 17, 2011

Inilah White House-nya Selandia Baru, Surga Para Pria Dewasa

Inilah White House-nya Selandia Baru, Surga Para Pria Dewasa - The White House alias Gedung Putih ternyata tak hanya ada di Washington DC, USA. Tapi juga ada di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru. Bedanya, Gedung Putih di Auckland ini lebih disukai para pria dewasa. Mengapa?

Berikut catatan wartawan Jawa Pos M. Dinarsa K yang sempat mampir ke sana di sela-sela tugas jurnalistik di Selandia Baru.

===============================


BELASAN cewek seksi terlihat mondar-mandir di sebuah lounge dengan pencahayaan remang-remang. Itu adalah ruangan dalam The White House versi Auckland. Pekan lalu Jawa Pos bersama sejumlah wartawan dari Jakarta sempat mengunjungi tempat tersebut.

Kostum gadis-gadis itu sama: berbikini dengan motif bendera AS, The Stars and Stripes. Sebagian di antara mereka tampak bercengkerama dengan sejumlah pria di beberapa meja yang terhampar di sana. Musik house terus mengentak dari turntable yang dimainkan seorang DJ yang bertempat di balkon.

Di tengah-tengah lounge itu ada panggung memanjang berbentuk huruf T setinggi hanya sekitar semeter. Lalu, di pangkal panggung yang berbentuk melebar dan menyambung dengan panggung panjang tersebut terpampang tulisan New Zealand?s Princess.

Kursi-kursi bagi pengunjung tidak hanya ditata mengelilingi meja-meja bundar di seluruh ruangan. Namun, tersedia pula kursi-kursi pendek di sepanjang panggung berbentuk memanjang itu. Berikutnya, di pinggir ruangan, tampak empat tiang besi menjulang sampai ke langit-langit lounge. Tingginya sekitar tujuh meter.

Tak lama kemudian, tampak tiga gadis muncul dengan seragam hitam-hitam. Itu adalah kostum rugbi All Blacks, tim nasional rugbi kebanggaan masyarakat negeri yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik tersebut. "Kami akan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia rugbi tahun ini. Jadi, masyarakat sedang tergila-gila pada olahraga ini," ungkap bartender yang menyebut namanya Matthew.

Tiga perempuan itu terlihat percaya diri memeragakan gerakan-gerakan layaknya para atlet rugbi yang sedang bertarung di lapangan. Tangan cewek yang berdiri di tengah menggenggam bola lonjong yang biasa digunakan dalam olahraga asal Inggris tersebut.

Tak lama kemudian, dua gadis di antara tiga perempuan di panggung menghilang di balik panggung. Hanya tersisa perempuan yang di tengah. Kemudian, dia mulai beraksi dengan tarian-tarian menggoda.

Perlahan-lahan dia pun mulai melepas satu per satu baju yang dikenakan sambil menghampiri para pengunjung. Sesekali dia juga meliuk-liuk di tiang-tiang besi yang terpancang. Tak hanya bergoyang seksi, dia juga memanjat tiang-tiang itu sampai ujung dan turun dengan gaya akrobatik.

Berikutnya, dia mulai beraksi di panggung panjang sambil melirik menggoda kepada para pengunjung yang kebanyakan lelaki itu. Seorang pria yang berdiri di pinggir meja tampak menghampiri dan menyelipkan tiga lembar uang dua dolar ke karet yang melingkar di paha kanannya. Stripper itu tidak tinggal diam, dia pun memberikan bonus kecupan dan tarian di pangkuan lelaki yang memberinya uang saweran tersebut.

Begitulah seterusnya sampai akhirnya dia juga menghilang di balik panggung. Paduan atraksi akrobatik dan erotis tersebut berlangsung sekitar lima belas menit. Atraksi itu pun tidak berhenti di situ. Setiap selesai mengusung tema, tampil penari lain dengan tema berbeda.

Saat Jawa Pos bertandang ke sana yang ditemani dua wartawati dari Indonesia dan seorang pemandu, ada sederet tema yang dibawakan. Selain rugbi, ada tema cowboy, Cleopatra, dan Michael Jackson. Setting panggung dan kostum pun tidak asal-asalan. Dibuat sesuai dengan tema yang tengah ditarikan para penari. Begitu juga gerakan-gerakan tarian yang disesuaikan dengan tema.

Misalnya, saat membawakan tema Michael Jackson, para penari akan beraksi dengan gerakan moonwalk dan tarian patah-patah khas penyanyi berjuluk King of Pop itu. "Kami semua adalah penari profesional dan memang berlatih keras untuk melakukan gerakan-gerakan itu," ucap salah seorang penari yang mengaku bernama Lena.

Perempuan blasteran Skotlandia dan Selandia Baru tersebut menyatakan baru tiga bulan bekerja sebagai penari di tempat yang berlokasi di kawasan Queen Street itu. Menurut dia, faktor bayaran tinggi menjadi pertimbangan dirinya bekerja di tempat tersebut. Namun, dia tidak mau menyebut jumlah bayaran yang diterima.

Para penari di tempat itu memang berasal dari berbagai macam ras. Mulai orang-orang kulit putih, hispanik, kulit hitam, Asia, sampai blasteran Maori (suku asli Selandia Baru, Red).

Sesuai namanya, meski bukan merupakan tempat tinggal presiden, The White House di Auckland memang mengambil tema gedung penting itu beserta segala ke-Amerika-annya. Boleh dibilang, tempat tersebut menyajikan pelesetan Gedung Putih dan semua hal tentang Amerika.

Dari luar bangunan bercat putih tersebut, tampak dua pilar ala Romawi seperti yang terpancang di White House yang asli. Itu masih dilengkapi papan bergambar burung elang seperti lambang Negara Paman Sam. Namun, tulisan yang tertera bukan E Pluribus Unum atau In God We Trust, melainkan The White House Auckland. Pengunjung yang ingin menikmati tempat tersebut harus membayar NZD 20 (sekitar Rp 128.000, 1 NZD = Rp 6.408).

Saat pertama masuk, pandangan pengunjung bakal langsung tertumbuk pada lukisan besar mantan Presiden AS Bill Clinton yang bersanding dengan gambar Monica Lewinsky. Bukan hanya gambar presiden yang pernah tersandung kasus skandal seks itu yang dipajang. Gambar kolega suami Menlu AS Hillary Clinton tersebut juga dipampang.

Foto presiden pertama negeri yang pernah dijajah Inggris itu, George Washington, sampai foto Barack Obama, presiden yang saat ini masih berkuasa, dipajang di sekujur tembok bangunan berlantai tiga tersebut. Munculnya tempat dengan nama yang identik dengan Gedung Putih di AS tersebut jelas menunjukkan kebebasan pemerintah Selandia Baru.

"Di Indonesia tidak mungkin ada tempat seperti ini pakai nama Istana Negara. Wah, bisa langsung dibubarin," celetuk pemandu kami yang kebetulan juga orang Indonesia.

Setelah membayar masing-masing NZD 20, para pengunjung boleh langsung masuk ke lounge untuk menikmati tontonan dewasa itu. Sampai di dalam lounge, pengunjung bisa memesan minuman kepada bartender yang bertugas. Kembalian uang minuman yang dipesan itu bukan mata uang Selandia Baru, melainkan uang palsu dolar AS dalam pecahan dua dolar.

Ternyata, uang palsu tersebut digunakan untuk memberikan saweran kepada para penari. Kalau memang tidak digunakan, uang itu bisa ditukarkan kembali kepada resepsionis. Begitu juga dengan para penari. Mereka bisa menukarkan uang palsu hasil saweran tersebut kepada resepsionis yang merangkap kasir.

Kalau ingin mendapat suguhan tarian privat, para pengunjung harus merogoh kocek lebih dalam. Sebagaimana yang tertera di papan pengumuman, para pengunjung harus membayar NZD 60 (Rp 384.000) untuk layanan spesial selama sepuluh menit tersebut. Tak hanya itu, mereka juga memberikan les pole dance alias tari akrobatik di tiang-tiang yang menjulang. "Saya ke sini hanya untuk hiburan setelah lelah bekerja. Tempat ini memang menarik," ucap salah seorang pengunjung lokal yang menyebut namanya William.

Sementara itu, kalau ingin melepas lelah, para pengunjung bisa melemaskan otot di spa bernama Monica yang berada di samping bangunan The White House tersebut.

Siapa saja diizinkan menikmati atraksi di sana, asalkan sudah berumur lebih dari 18 tahun. Satu lagi, para pengunjung tidak boleh merokok di dalam lounge. Pemerintah negeri itu memang menjalankan aturan pelarangan merokok di tempat tertutup dengan sangat ketat. Kalau ingin merokok, pengelola menyediakan smoking area. Dari sisi itu, kita bisa mencontohnya. (sumber: jpnn.com)

____________________

No comments:

Post a Comment