Dalam pengukuhannya, pria kelahiran Surabaya, 7 Juli 1976, tersebut menyampaikan pidato berjudul Coordination-Capability dan Daya Saing Nasional: Peran Boundary-Spanner dalam Perspektif Struktural-Interaksionisme. Mantan kepala Kantor Humas dan Protokol UI itu lulus dari Jurusan Manajemen FE UI pada 1998.
Setelah setahun bekerja sebagai analis pasar di sebuah perusahaan asuransi, pria yang akrab dipanggil Fiz tersebut melanjutkan studi ke Program Magister UI dan Universitas Pierre Mendes-Grenoble di Prancis. "Ketika mendapatkan beasiswa ke Prancis, itu merupakan perjalanan pertama saya ke luar negeri dan kali pertama pula naik pesawat," kenangnya.
Karena lulus tercepat di angkatannya, Fiz lantas mendapatkan beasiswa program doktoral dalam bidang manajemen stratejik internasional dari University of Pau et Pays de l" Adour dan meraih PhD pada 2005.
Fiz mengajar selama setahun di almamaternya tersebut sebelum dipanggil pulang untuk mengajar di UI oleh Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, dekan FE UI saat itu. Tiga tahun berikutnya, Fiz menggantikan Bambang sebagai dekan FE UI. Dia mengalahkan sejumlah kandidat kuat, seperti Prof Sidharta Utama PhD CFA dan Dr Nining Soesilo (kakak kandung mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati).
Dalam pidatonya, pria yang dibesarkan single mom sejak usia dua tahun itu menekankan pentingnya penataan hubungan kelembagaan, baik di lembaga tingkat nasional, daerah, maupun industri. "Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berperan sebagai boundary-spanner untuk berinteraksi dengan yang lain dalam membangun keterkaitan, komunikasi, dan kerja sama kelembagaan," tutur suami Ratna Indraswari tersebut. (sumber: jpnn.com)
____________________
No comments:
Post a Comment