Masuk homepage Gugling.com, kesan minimalis namun fresh langsung terasa. Itu terlihat dari tampilan warna ungu pada header, dan tak banyak pernak-pernik. Kenyamanan pengunjung juga terjaga dengan load yang ringan.
Meski usianya masih balita (benar-benar di bawah lima tahun, tepatnya dua tahun), namun performance Gugling pantas diacungi jempol. Bagaimana tidak, trafik per hari (saat saya mengunjungi blog itu) menembus angka 4 ribu, dan pageviews di atas 8 ribu.
Ramainya visitor Gugling terutama karena frekuensi posting yang terbilang tinggi. Secara logika, makin banyak postingan, memang makin banyak ‘pintu’ bagi pengunjung untuk mengakses sebuah blog atau website.
Informasi yang disajikan di Gugling juga sangat beragam. Mulai dari berita politik, infotainment, blogging, gadget, kesehatan, hingga hal-hal yang berbau mistis.
Sayangnya, pemilik blog belum konsisten mencantumkan sumber pada artikel yang disadur dari media online. Pencantuman sumber ini layak diperhatikan, karena itu menyangkut kredibilitas. Selain itu, kaitannya dengan sebuah karya (jurnalistik maupun tulisan hasil pemikiran tertentu) yang sudah semestinya mendapat apresiasi.
Satu lagi, karakter Gugling tampaknya masih perlu digali lagi sehingga memiliki kekhasan ataupun ‘something different’. Misalnya, menambahkan informasi lain di balik sebuah informasi.
Sebagai contoh, pada postingan berjudul Bali Tuan Rumah Miss World 2014, mungkin bisa ditambahkan informasi atau data tuan rumah 5 penyelenggaraan Miss World terakhir, dan sebagainya.
Kekhasan seperti itulah yang biasanya membuat blog atau website ngangeni (Jawa: bikin kangen). Sehingga visitor tidak sekadar orang yang ‘kesasar’ lewat search engine, melainkan juga pengunjung loyal yang selalu merindukan postingan-postingan terbaru Gugling.
Dari segi SEO, Gugling sebenarnya cukup powerfull. Salah satunya karena memiliki backlink yang mencapai ribuan. Saat saya mencoba mengecek dengan BacklinkWatch, backling Gugling sudah menembus angka 1.826.
Sayangnya, potensi itu belum termanfaatkan secara optimal. Misalnya, dengan memperbanyak penembakan keyword, tanpa mengurangi daya tarik konten dari segi tulisan.
Sekedar studi kasus, pada postingan berjudul ‘Inter Rebut Trofi Champions!’ misalnya, akan lebih baik jika judulnya ‘Kalahkan Munchen dengan Skor 2-0 di Final, Inter Juara Liga Champions 2010’.
Penulisan judul dengan teknik multiple keyword seperti itu sangat berpotensi mengeruk visitor. Pasalnya, tidak semua orang mengetikkan kata kunci yang sama saat mencari informasi tertentu lewat search engine. Dalam kasus Inter vs Munchen itu, bisa saja orang mengetikkan ‘skor Inter vs Munchen’, atau ‘juara Liga Champions 2010’, atau kemungkinan juga 'final Liga Champions 2010'.
Memang kadang tak mudah mengaplikasikan sesuatu untuk tujuan idealis seperti itu. Tapi, itulah seninya ngeblog, yang bagi saya sendiri membuat aktivitas blogging tak pernah menjemukan.
__________________________
No comments:
Post a Comment